Jumat, April 29, 2016

Ikhlas

Sebenarnya Aku malu menulis tentang ikhlas. karena ikhlas jika dibicarakan itu berarti semakin tidak ikhlas kecuali ada ranah syiar didalamnya. yang jadi pertanyaan, pakah ini murni syiar? atau ada niat lain yang membonceng?

Luruskan niat sampai melahirkan keikhlasan. memang sangat susah. selalu ada niat lain walaupun kecil yang mengikuti. sekeras apapun mistar niat yang Aku pakai untuk membuat garis lurus menuju titik ikhlas, tetap saja hasilnya berbelok. karena pandanganku terhalang keinginan dan nafsu. sehingga titik itu menjadi buram.

Keinginanku adalah tidak mempunyai keinginan. keinginan hanya membuat Aku menjadi manusia yang susah bersyukur. perlahan-lahan memurahkan segala kemudahan yang sudah Aku terima. menjadi jauh dengan Sang Maha Pemberi.

Ikhlas itu menerima apa adanya tanpa mengeluarkan kata-kata atau perbuatan yang malah akan memperburuk keadaan. menerima apa adanaya. iya, menerima. karena didalam keikhlasan apa yang Aku keluarkan sejatinya Aku sedang memberi kepada diriku sendiri.

jadi untuk apa dibicarakan?

Berserah Diri


Kadang percuma Aku meminta sehat, Sedangkan Engkau ingin Aku sakit,

Kadang sia-sia Aku minta berkecukupan, Sedangkan  Engkau ingin melihat Aku kekurangan,

Bagaimana bisa Aku berjalan ke selatan, Sementara Engkau men-setir kaki Ku ke utara,

Sepenuhnya adalah kehendakMu dan itu sangat mudah,

Darahku hanya mengalir mengikuti mau Mu,

Jantungku tidak akan berdetak tanpa ijin Mu,

Apa yang bisa Aku lawan?

Aku hanya bisa berserah diri,

Berharap tidak salah memahami maksudMu,


Aku milik Mu