Sabtu, Juni 16, 2012

Berapa Harga Kita

Ada tiga kaleng minuman ringan bermerek sama. Ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama. Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik, mengangkut kaleng-kaleng minuman ringan tersebut lalu menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusiannya.
Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal. Kaleng minuman ringan pertama di turunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng minuman ringan lainnya dan diberi harga Rp. 4.000.
Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar. Di sana , kaleng kedua diturunkan. Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500.
Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang lima yang sangat mewah. Kaleng minuman ringan ketiga diturunkan di sana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan. Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng minuman ringan itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.

Sahabat, mengapa ketiga kaleng minuman ringan tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama? Ya, Lingkungan kita mencerminkan harga kita. Lingkungan berbicara tentang relationship atau keterhubungan. Apabila kita berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan harga terbaik dari diri kita, maka kita akan menjadi cemerlang. Tapi bila kita berada dilingkungan yang mengkerdil kan diri kita, maka kita akan menjadi kerdil. (Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA.
Hadis riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu:
Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam., beliau bersabda: Sesungguhnya perumpamaan berkawan dengan orang saleh dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti seorang penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup dapur tukang besi. Penjual minyak wangi, dia mungkin akan memberikan kamu atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapatkan aroma harum darinya. Tetapi peniup dapur tukang besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu atau kamu akan mencium bau yang tidak sedap. (Shahih Muslim No.4762).
Sahabat, tak salah jika dalam salah satu syairnya Opick, menyatakan salah satu Obat Hati adalah berkumpulah dengan orang yang sholeh. Ya, berkumpulah dengan lingkungan orang-orang terbaik. Lingkungan yang sehat jasmani dan rohaninya. Janganlah kita berkumpul dengan lingkungan yang buruk, kecuali kita mencoba untuk memperbaikinya. Ada berbagai hikmah yang terselip di berbagai peristiwa yang dihadapi. Semoga kita termasuk orang beruntung yg dapat menemukannya.

Semoga bermanfaat,
(Di copy dari catatan blog boss reang, Mr. Tato)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

OO gitu